Kamis, 28 Oktober 2010

APAKAH DIENUL-ISLAM ?

Untuk menjawab dengan benar, perlu dipahami bahwa yg disebut ‘kebenaran’ dalam masyarakat kita sifat dan asalnya bisa bemacam-macam, misalnya:
  • Prasangka seseorang, yang kemudian disosialisasikan dengan gencar, padahal belum terbukti kebenarannya, kadangkala sudah diterima sebagai kebenaran oleh sebagian masyarakat,
  • Kepercayaan yg diyakini oleh kebanyakan orang, walaupun belum tentu benar sudah terasa sebagai kebenaran tanpa perlu pengujian,
  • Ajaran orang yg kita segani, kita anggap lebih tua, juga belum menjamin bahwa seluruh materinya berupa kebenaran,
  • Kebenaran menurut hawa nafsu,
  • Dan lain sebagainya.


Jadi, kebenaran yg manakan yg harus kita percayai ? Yaitu kebenaran yg hanya datang dari Allah swt. Bukan kebenaran yg berdasarkan pada hawa nafsu, atau kebenaran2 yg lain.


QS 6:116    Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).

QS 45:23    Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya dan Allah membiarkannya berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?


Sesungguhnya, kebenaran itu hanyalah yg datang dari Allah semata.


QS 2:147    Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu.


Catatan:
a-gama   = tidak kacau (bahasa Sansekerta)
aslama    = berserah diri (bahasa Arab)


QS 3:83    Maka apakah mereka mencari dien yang lain dari dien Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan.


Jadi, semua apapun yg di langit dan di bumi SUDAH berserah diri kepada dien Allah, baik suka maupun terpaksa. Bagaimana dengan manusia? Karena dibekali dengan akal, manusia berbeda dengan mahluk lain, tidak serta-merta mau tunduk, patuh dan bersserah diri pada dien Allah. Untuk itulah Allah menurunkan al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia, bukan untuk mahluk lain.


Dalam surat pertama, Al-Fatihah, dikatakan bahwa Allah adalah rabb bagi seluruh alam, sedangkan pada surat terakhir, An-Nas, dikatakan bahwa Allah adalah rabb bagi manusia.




AL-FATIHAH                                                        AN-NAS
- Rabbil ‘alamin                                                    - Rabbin nas
- Maaliki yaumiddien (Yang Memiliki Dien)      - Maalikinnas (Yang Memiliki Manusia)
- Seluruh alam ma’bud (tunduk, patuh)              - Illahinnas (ma’bud, untuk manusia)


Pencarian jawaban atas dien harus merujuk pada isi al-Qur’an, karena sesungguhnya al-Qur’an diturunkan untuk dijadikan petunjuk.


QS 10:57    Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.
Kita mulai dengan melihat arti dien di dalam ayat-ayat al-Qur’an:


QS 1:4    Yang menguasai di Hari Pembalasan. --> dien diartikan sebagai hari pembalasan


QS 3:83    Maka apakah mereka mencari agama yang lain dari agama Allah, padahal kepada-Nya-lah menyerahkan diri segala apa yang di langit dan di bumi, baik dengan suka maupun terpaksa dan hanya kepada Allahlah mereka dikembalikan. --> di sini dien diartikan sebagai agama


QS 12:76    Maka mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah menghendaki-Nya. Kami tinggikan derajat orang yang Kami kehendaki; dan di atas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu ada lagi Yang Maha Mengetahui. --> di sini dien diartikan sebagai undang-undang


QS 24:2    Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus dali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk (menjalankan) agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah (pelaksanaan) hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman. --> di sini dien diartikan sebagai agama/hukum


Jadi, apakah arti dien itu sesungguhnya?
Arti yg bisa mewakili untuk kata “dien”, dalam seluruh konteks di atas adalah “sistem”. Jadi, dien = system, atau tatacara, atau aturan. Dan Allah-lah pemilik dien untuk seluruh alam semesta, termasuk manusia.



Seluruh Rasul membawa dien yang sama, yaitu Islam
QS 6:161    Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) dien yang benar, dien Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang musyrik."  --> Ibrahim adalah pemeluk Islam, bukan beragama Samawi sebagaimana diyakini oleh sebagian orang


QS 2:133    Adakah kamu hadir ketika Ya'qub kedatangan (tanda-tanda) maut, ketika ia berkata kepada anak-anaknya: "Apa yang kamu sembah sepeninggalku?" Mereka menjawab: "Kami akan menyembah Tuhanmu dan Tuhan nenek moyangmu, Ibrahim, Ismail dan Ishaq, (yaitu) Tuhan Yang Maha Esa dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya".
   
QS 42:13    Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang dien apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah dien dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik dien yang kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada dien itu orang yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (dien)-Nya orang yang kembali (kepada-Nya).


QS 10:84    Berkata Musa: "Hai kaumku, jika kamu beriman kepada Allah, maka bertawakkallah kepada-Nya saja, jika kamu benar-benar orang yang berserah diri."


QS 5:111    Dan (ingatlah), ketika Aku ilhamkan kepada pengikut Isa yang setia: "Berimanlah kamu kepada-Ku dan kepada rasul-Ku." Mereka menjawab: Kami telah beriman dan saksikanlah (wahai rasul) bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang patuh (kepada seruanmu)." --> Isa adalah seorang muslim, beliau memperjuangkan dien/system Islam, bukan mengaku sebagai Allah.



System yang diwahyukan kepada para Rasul bahwa hanya Allah-lah yg mengatur segala yg di langit dan di bumi, Allah-lah yg memiliki seluruh kuasa, dan hanya kepada perintah dan larangan Allah-lah kita wajib taat.

Tidak ada komentar: